Senin, 15 Agustus 2016

Choice

Entah bagaimana bisa , seakan-akan kejadiannya begitu cepat. Sebenarnya aku pun masih belum terlalu paham bagaimana bisa ini terjadi. Tapi mungkin inilah takdir dari-Nya.
Akhirnya keinginanku untuk kuliah bisa terlaksana.
Satu hal yang kupikirkan adalah jangan sampai aku terlalu merepotkan orang disekitarku dan juga terlalu cengeng untuk minta biaya dari orang tua.
Aku sadar kami bukanlah orang yang berada.
Beberapa kali aku mengungkapkan keinginanku pada Ayah . Namun beliau hanya bisa diam
Ayah hanya bilang, tidak mampu kalau harus menyekolahkan aku ke jenjang perguruan tinggi.
Aku masih ingat waktu itu, betapa hancur nya perasaanku, tanpa sadar air mata pun jatuh . Keinginanku untuk kuliah begitu menggebu-gebu. Bukan karena aku ingin seperti yg lain berangkat kuliah bersama teman-teman dikota, bukan . Sungguh bukan itu, aku hanya berpikir jika nanti aku kuliah aku bisa semakin menambah ilmu ku .Yang mana aku bisa mendapatkan pekerjaan dan kemudian membantu perekonomian keluarga.
Ayah hanya menyarankan agar aku bisa mengikuti kata kakakku untuk bekerja.
"Tidak ada satupun anggota keluarga yang mengerti " kataku dalam hati.

Beberapa bulan kemudian tibalah pengumuman peserta yg lulus seleksi untuk bekerja .
Katanya dari 1000 peserta yang mendaftar kami disaring sampai berjumlah 73 peserta.
Kami tidak langsung bekerja namun harus training dulu dan terbagi menjadi beberapa departemen .Singkat cerita aku menjalani pelatihan itu 1 tahun 6 bulan . Tibalah saat penentuan terakhir, yaitu ditentukan dari hasil sertifikasi yang sudah kami lalui.
Betapa mengejutkan ternyata aku tidak lulus, jujur perasaan itu kembali hancur . Padahal sudah begitu banyak rencana yang akan aku lakukan jika aku lulus dan bisa bekerja disana.
Salah satunya adalah aku bisa langsung melanjutkan kuliah tahun 2015 .
Namun , dibalik itu aku kembali mengintrospeksi diri. Mungkin saja usaha yang kulakukan belum maksimal sehingga hasil yang kudapat seperti ini. Mungkin saja Tuhan punya rencana yang lebih indah dan terbaik untukku.
Mungkin saja untuk menuju sukses ku bukan disini.

Aku terus berusaha berprasangka baik pada Tuhan dan mencoba menerima semuanya.
Kejelasan kelanjutan dari aku dan teman" yang tidak lulus dari pihak kantor tidak ada. Katanya hanya tunggu saja nanti kami kabari .
Dan beberapa hari kemudian bagian HRD dari kantor itu menelpon. Panggilannya tidak aku jawab karena waktu itu hpnya tertinggal dikamar .
Beberapa menit kemudian aku menelpon nomor yang menghubungiku itu. Ada suara diseberang sana, dia menanyakan rumahku . Mendengar itu hatiku risau tak karuan, pikiranku sudah mulai kemana", kemudian kujelaskan rumahku secara rinci agar mudah ditemukan dengan suara terbata-bata dan gemetar.

Beberapa saat kemudian beliau sampai dan hanya memanggilku untuk masuk dalam mobilnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar